Lengan Penambang Putus Terseret Mesin, Publik Soroti Peran Asiang



BANGKA — Kecelakaan kerja terjadi di kawasan penambangan timah ilegal Daerah Aliran Sungai (DAS) Nelayan 1, Sungailiat, Senin (01/12/2025) sekitar pukul 11.00 WIB. Dalam aktivitas penambangan tersebut, mesin pompa tanah tiba-tiba menarik lengan seorang pekerja hingga menimbulkan cedera berat yang tidak dapat tertolong. Rabu (3/12/2025).

Korban bernama Nanda (28), warga Jalan Gusung Lingkungan Nelayan II, menjadi pihak yang paling terdampak dalam insiden itu. Akibat peristiwa tersebut, lengan kanan Nanda terputus dan ia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Bakti Timah (RSBT) Sungailiat untuk menjalani perawatan intensif. Di ruang Felamboyan RSBT, Nanda kini hanya bisa terbaring lemah sambil menahan rasa sakit serta guncangan psikologis yang mendalam.

Keluarga korban mengungkapkan bahwa pekerjaan yang dilakukan Nanda berada di bawah pengaturan seorang pria bernama Asiang, warga Desa Rebu, Kecamatan Sungailiat. Pihak keluarga menyebut Asiang sebagai pengelola lapangan yang memberi instruksi kerja sekaligus membeli hasil timah dari para penambang.

“Kami hanya ingin ada kepedulian dari orang yang mengatur pekerjaan itu. Anak saya mengalami luka separah ini, tetapi tidak ada satu pun tanggapan atau kunjungan dari Asiang. Kami berharap dia bertanggung jawab,” ujar ayah Nanda dengan nada penuh kesedihan saat diwawancarai awak media.

Menurut keluarga, para pekerja selama ini menjalankan aktivitas penambangan tanpa standar keselamatan yang layak. Namun mereka tetap bekerja karena bergantung pada janji dan arahan dari pihak yang disebut mengendalikan lokasi tambang.

Dalam kondisi masih lemah, Nanda berusaha menjelaskan apa yang ia ingat sesaat sebelum kecelakaan. “Saya sedang bekerja seperti biasa. Tiba-tiba tangan saya tersedot masuk ke mesin. Setelah itu saya tidak sadar lagi. Kami bekerja mengikuti arahan Asiang,” tuturnya pelan.

Peristiwa ini kembali menyoroti betapa rentannya pekerja tambang ilegal di Bangka terhadap kecelakaan fatal. Tanpa perlindungan, tanpa peralatan keselamatan, dan tanpa pihak bertanggung jawab ketika kejadian terjadi, para pekerja menjadi korban yang mudah terabaikan.

Kapolres Bangka, AKBP Deddy Dwitiya Putra, saat dimintai keterangan menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan penelusuran menyeluruh.
“Kami akan mengecek seluruh informasi yang diterima dan memprosesnya sesuai prosedur. Hasil pemeriksaan akan kami sampaikan kemudian,” tegasnya.

Publik kini menanti langkah tegas terhadap pihak yang diduga mengendalikan tambang tersebut. Sementara Nanda harus memulai kembali hidupnya dengan kondisi kehilangan lengan akibat aktivitas tambang ilegal yang tidak memiliki perlindungan kerja. (*).
Baca Juga
Baca Juga
Lebih baru Lebih lama