Bangka Barat, Sabtu 18 Oktober 2025 – Polemik terkait dugaan aktivitas pertambangan ilegal di Teluk Inggris kembali mencuat setelah sebuah media online menerbitkan berita yang menuding pihak PRT (inisial nama yang disamarkan) masih terlibat dalam kegiatan tersebut. Tuduhan ini langsung dibantah keras oleh PRT, yang menyatakan bahwa berita tersebut tidak berdasar dan bersifat fitnah.
Menurut PRT, tuduhan tersebut sama sekali tidak memiliki dasar yang kuat. Investigasi independen yang dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk rekaman video singkat yang beredar, menunjukkan bahwa tidak ada aktivitas ponton yang beroperasi di Teluk Inggris, baik siang maupun malam. Hal ini membuktikan bahwa tuduhan yang dialamatkan kepada PRT adalah tidak benar atau hoax.
Lebih lanjut, PRT menjelaskan bahwa bukti berupa tangkapan layar percakapan WhatsApp yang dijadikan dasar berita oleh media online tersebut adalah percakapan yang sudah lama, yaitu terjadi pada bulan Agustus. Penggunaan percakapan lama ini dinilai sebagai upaya manipulasi informasi untuk membangun narasi yang merugikan dirinya.
"Saya tidak terima disebut masih membina tambang di Teluk Inggris. Bukti chat WhatsApp yang diberitakan itu salah bulan dan tanggalnya sudah lama," tegas PRT dalam pernyataannya.
PRT juga menambahkan bahwa pemberitaan yang menyebut dirinya masih membina tambang di Teluk Inggris merupakan tindakan yang bersifat menekan dan diskriminatif terhadap dirinya. Ia menduga ada pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin mencemarkan nama baiknya dengan menyebarkan informasi yang tidak benar.
Dengan adanya bantahan keras ini, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam menerima informasi dan tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita yang belum terverifikasi kebenarannya. Pihak PRT juga mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum terkait pencemaran nama baik yang dilakukan oleh media online tersebut.
Tags:
Berita